Senin, 31 Oktober 2011

PUISI TERAKHIR UNTUKMU

Menatap indah wajahmu
Kini Adalah derita bagiku
Senyum yang kau lukiskan
Kini Bagaikan racun mematikan

Sebuah puisi terakhir untukmu
Di atas derai luka yang menyatu
Menggerogoti serpihan jiwaku
Menghancurkan rangkaian asaku

Wanita berkerudung yang kupuja
Kini aku telah hancur dan terluka
Kau telah remukan relung hatiku
Telah kau tancapkan duri tajam di kalbuku

Wanita berkerudung yang kupuja
Kucoba hapus semu bayangmu dalam benakku
Kucoba kubur indah rasaku padamu
Namun aku kan selalu MENGAGUMIMU

Wanita berkerudung yang kupuja
biarlah kucoba buka lembaran baru
bersama goresan tinta yang baru
bersama kisah baru yang kan terlukis di kalbu

wanita berkerudung yang kupuja
biarlah kau menjadi masalaluku
yang pernah menghias relung kalbuku
dan yang pernah melukai hatiku

wanita berkerudung yang kupuja
biarlah waktu hapus bayangmu
biarlah waktu hancurkan rasaku
biarlah waktu berikan yang terbaik untukku

Sebuah kata yang mampu terucap
Di atas luka yang mengendap
Bersama hati yang tersayat
"Selamat tinggal wanita berkrudung"

Tidak ada komentar:

Posting Komentar